Bahas Kreativitas Iklan di Tengah Ketidakpastian
February 23, 2023 2024-06-23 11:42Bahas Kreativitas Iklan di Tengah Ketidakpastian
Rabu (22/2), Prodi DKV ISI Surakarta mengadakan kuliah umum dengan tajuk Hacking the Stream: Maneuvering in Uncertain Circumtences. Pada kuliah umum ini, spesial mendatangkan pembicara yang merupakan ahli iklan, Creative Director di Srengenge Creative Lab, Yazied Syafa’at, S.I.Kom., S.Sn. Sebanyak lebih dari 100 mahasiswa yang didominasi angkatan 2020 dan 2021 hadir dan antusis dalam kuliah umum ini.
Kuliah umum yang berlangsung di Ruang Animasi, Gedung V, FSRD ISI Surakarta ini dibuka langsung oleh Dekan FSRD ISI Surakarta, Dr. Ana Rosmiati, S.Pd., M.Hum. Dalam sambutannya, Ia menyambut baik dan menyampaikan beberapa pesan bahwa mahasiswa perlu beradaptasi dalam rangka menghadapi era disrupsi teknologi. Turut hadir pula dalam kuliah umum ini Wakil Dekan I-III FSRD ISI Surakarta dan seluruh dosen Prodi DKV ISI Surakarta.

Masuk ke sesi inti dipandu moderator yang merupakan prkatisi branding sekaligus alumni Prodi DKV ISI Surakarta, Reno Abdurrahman, S.Sn. Setelah memperkenalkan dan menyampaikan CV pembicara, Yazied memulai materinya. Fokus materi yang disampaikan Yazied pada branding sebagai konten utama dalam video musik iklan. Pada awalan materi, Yazied menunjukkan beberapa karya iklan yang sudah digarapnya.
Pada awal materi ini, Yazied menekankan soal kondisi masyarakat Indonesia yang didominasi etnis Jawa. Ia melihat fenomena karya-karya musik lokal berbahasa Jawa dengan nuansa ambyar yang kini sangat populer dan diminati banyak masyarakat. Dari situlah konsep tentang Jawa menjadi bagian dari ide “Sinyal Tresna” untuk iklan im3 yang digarapnya. Luarannya mulai dari lagu ber-genre neo dangdut Jawa hingga film pendek. Tak hanya itu, aktivasi digital berupa dance cover pun digarapnya untuk memaksimalkan efektivitas iklan.
Ia pun bercerita, kendala dalam merancang iklan pun selalu ada. Seperti saat menggarap iklan Sinyal Tresna ini, ada potensi film pendek kurang cocok untuk audiens. Setelah melalui diskusi lanjut, iklan yang sudah dibuat dibuat versi video klip dengan animasi lengkap bersama lirik, serta berdurasi lebih pendek dibanding film.
Lebih lanjut soal nilai lokalitas, Ia pun mencontohkan banyak lagu dan vide klip dari wilayah timur Indonesia maupun Melayu yang populer di media sosial seperti YouTube hingga TikTok. Tidak hanya ditonton jutaan pemirsa, namun juga banyak dance cover. Hal itu menunjukkan bagaimana video musik dan media sosial saling terintegrasi dan beresonansi.
Tantangan yang dihadapi Yazied salah satunya adalah bagaimana membawa nilai lokal agar bisa dikenal secara nasional. Salah satunya berani untuk melakukan inovasi dan menembus batas kebiasaan. Misalnya dengan menggunakan pendekatan yang lebih fun agar bisa diminati masyarakat yang lebih luas.
Yazied juga menunjukkan bagaimana iklan produk melalui kampanye digital saat ini dirancang. Tentunya pertama perlu memahami tujuan yang perlu dicapai, termasuk bagaimana pendekatan atau tone of voice-nya di berbagai media. Kemudian, dilanjutkan dengan distribusi dan pemilihan penempatan iklan. Tidak lupa, visualisasi dan turunan key visual yang disesuaikan dengan tren sekarang seperti konten artikel, trivia, mini challenge, meme, sound Instagram, stiker WhatsApp, dan sebagainya.
Pada akhir materinya, Yazied merangkum bagaimana brand value masuk ke dalam lagu. Mulai dari konten lokal yang dijadikan menjadi iklan hingga didistribusikan ke media-media yang sesuai dengan audiens. Selain itu, tidak lupa untuk berkolaborasi dengan seluruh pihak yang terlibat seperti artis, musisi, maupun produser film dan sebagainya.

Selanjutnya, sebelum kuliah umum diakhiri, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Berbagai pertanyaan dan beragam pun diajukan. Mulai dari seberapa penting insight audiens, tahapan perancangan iklan hingga tes dan evaluasi, hingga bagaimana tuntutan kreatif jika ingin bekerja di dunia biro periklanan,
Terakhir, sebagai penutup Yazied menyampaikan bagaimana biro iklan dapat bertahan. Dengan adanya banyak ketidakpastian, biro iklan perlu menyesuaikan perubahan perilaku yang ada di masyarakat. Dengan begitu, biro iklan akan dapat bertahan.