PengajaranTugas Akhir

Mengintip Inovasi DKV ISI Surakarta: Ujian Tugas Akhir yang Relevan dengan Dunia Nyata!

15 Juni 2

Mengintip Inovasi DKV ISI Surakarta: Ujian Tugas Akhir yang Relevan dengan Dunia Nyata!

Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta membuat gebrakan baru. Mereka menggelar ujian sidang tugas akhir mahasiswa di luar kampus, tepatnya di Rumah Budaya Kratonan, Jalan Manduro No.6, Kratonan, Surakarta. Inovasi akademik ini bertujuan mendekatkan dunia perkuliahan dengan realitas sosial dan budaya yang ada di masyarakat.

Pendekatan unik ini membuka ruang kolaborasi antara mahasiswa, institusi, dan komunitas. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung, tetapi juga memahami relevansi proyek kreatif mereka dengan kebutuhan nyata di lapangan.

Mahasiswa yang diuji dalam sidang perdana di luar kampus ini adalah Fatimah Hanunah. Proyek tugas akhirnya berjudul “Coffee Table Book Design Sebagai Bentuk Arsip dan Pengenalan Kerajinan di Solo Raya.” Karya ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan memperkenalkan kembali berbagai kerajinan tradisional lokal.

Beberapa kerajinan yang diangkat dalam buku ini antara lain: Wayang kulit, Gamelan, Blangkon, Slebor becak, hingga komunitas Becak Berseri
Buku ini dirancang sebagai arsip visual yang komunikatif dan estetis, diharapkan mampu menjembatani generasi muda dengan nilai-nilai kearifan lokal. Sidang Fatimah Hanunah berlangsung pada Jumat, 13 Juni 2025, dengan tim penguji yang kompeten: Asmoro Nurhadi Panindias, M.Sn. (Ketua Penguji), Dr. Taufik Murtono, M.Sn. (Penguji Utama), dan Dr. Handriyotopo, M.Sn. (Pembimbing dan Penguji).

Setelah sidang, acara dilanjutkan dengan pameran hasil karya coffee table book berjudul “Merawat yang Terlewat” di lokasi yang sama. Pemilihan Rumah Budaya Kratonan sebagai lokasi ujian dan pameran bukanlah tanpa alasan. Rumah Budaya Kratonan adalah mitra penting dalam proyek tugas akhir ini. Selain menjadi tempat pengumpulan data, Rumah Budaya Kratonan juga membantu memperkuat konsep dan distribusi karya melalui display pameran.
Rendya Adi Kurniawan, M.Sn., Kepala Program Studi Desain Komunikasi Visual ISI Surakarta, menjelaskan, “Prodi ingin melihat bagaimana mahasiswa mengembangkan ide secara kreatif dan inovatif, serta mampu memberikan solusi desain terhadap permasalahan tertentu — dalam hal ini kurangnya apresiasi terhadap pengrajin tradisional Solo Raya.”

Ia menambahkan, mahasiswa DKV tidak hanya dituntut terampil secara teknis, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan kesadaran budaya. ISI Surakarta berharap karya tugas akhir ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam dunia nyata.

Fatimah Hanunah menggunakan pendekatan fotografi dokumenter, ilustrasi naratif, dan layout visual komunikatif. Ia juga menerapkan strategi kreatif berbasis metode IBM (Identify, Brief, Make), membuat karya ini mudah dipahami berbagai kalangan, dari pelajar hingga kolektor seni.
Beberapa keunggulan buku “Merawat yang Terlewat” ini meliputi: Dokumentasi visual proses dan keunikan para pengrajin secara mendalam, media pelestarian budaya melalui pendekatan kontemporer, elemen tipografi dan desain yang konsisten serta estetis, serta potensi distribusi melalui museum, perpustakaan, dan platform digital.

Kolaborasi dengan Rumah Budaya Kratonan sebagai lokasi sidang sekaligus mitra penelitian memberikan ruang interaktif bagi pameran dan pembacaan karya. Buku ini akan ditampilkan bersama elemen pendukung seperti display visual, bookmark, serta sesi diskusi budaya yang terbuka untuk umum. “Kami berharap karya ini dapat menjadi bagian dari upaya pelestarian nilai-nilai luhur budaya lokal di tengah gempuran globalisasi,” ungkap Fatimah Hanunah.

Melalui pelaksanaan ujian tugas akhir di luar kampus dan karya yang mengangkat nilai budaya lokal, Prodi DKV FSRD ISI Surakarta menunjukkan komitmennya untuk mencetak lulusan yang kreatif, adaptif, serta berdaya saing dalam mengembangkan IPTEKS di bidang desain komunikasi visual. Meskipun dilakukan di luar kampus, standar kualitas dan penilaian tetap mengacu pada ketentuan akademik ISI Surakarta. Mahasiswa telah mempersiapkan presentasi secara matang, baik dari sisi konten, visual, maupun konsep desain.